Kisah Perjalanan KH. Ahmad Dahlan

Pada umur 15 tahun (1883) Muhammad Darwis Pergi menunaikan ibadah haji dan Muhammad Darwis menetap di mekkah selama 5 tahun . Pada periode ini Muhammad Darwis mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaruan dalam islam ,seperti Muhammad Abduh , Al-Afghani , Rasyid Ridha , dan Ibnu Taimiyah. Muhammad Darwis ketika pulang kembali ke kampung halaman tahun 1888, Ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Sepulang dari mekkah ia menikah dengan Siti Walidah , sepupu nya sendiri anak dari Kyai penghulu Haji Fadhil Siti Walidah kelak di kenal dengan nama Nyai Ahmad dahlan . Tak lama setelah pernikahan sang ayah pun berbicara dan menitipkan kepada Kyai Ahmad Dahlan Langgar yang ia dirikan untuk di lanjutkan agar generasi islam tidak terputus.lalu pada bulan Sya’ban tahun 1896 Sang ayah meninggal dunia. Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan cemerlang, kyai Dahlan juga dengan mudah di terima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam’iyatul Khair,Budi Utomo , Syarikat islam dan comite pembela kanjeng nabi Muhammad shallalahu Alaihi Wassalam.


Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.


dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam.
Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur van Lith pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh Dahlan. Pastur van Lith di Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan keagamaan Katolik. Pada saat itu Kiai Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya.
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921
Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering (persidangan umum). KH Ahmad Dahlan Meninggal Pada tahun 1923 dan di makam kan Pemakaman di karangKajen, Yogyakarta.

Komentar

Postingan Populer